
Tidak sedikit yang masih bingung tentang Letter of Acceptance (LOA) dan prosedur untuk mendapatkannya. Ditambah lagi, beasiswa dari pemerintah Indonesia, seperti beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), beasiswa Presiden, dan beasiswa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) mensyaratkan LOA sebagai salah satu persyaratan untuk melamar beasiswa. Semakin banyaklah yang bertanya-bertanya tentang LOA dan bagaimana cara mendapatkannya; dosen yang mengajar di perguruan tinggi saja terkadang masih tidak terlalu paham apalagi mereka yang baru lulus Sarjana dan berniat melamar beasiswa S2 luar negeri, pasti lebih bingung lagi.
Sebenarnya kalau boleh memberikan saran, saya akan menganjurkan lebih baik teman-teman melamar beasiswa sponsor luar negeri, seperti beasiswa Fulbright, Prestasi, New Zealand, dan lain-lain, yang tidak mensyaratkan LOA di depan saat melamar beasiswa. Alasannya sederhana: mendapatkan LOA tidak mudah, ada beberapa proses yang harus dilewati, dan memakan biaya. Kalau beasiswa sponsor luar negeri, pihak beasiswa yang akan membantu proses pendaftaran ke universitas di luar negeri, biaya mereka yang tanggung, plus melamar ke universitas luar negeri dengan label menggunakan nama beasiswa tertentu lebih besar kemungkinan diterima ketimbang melamar sendiri.
Beasiswa S2 dan S3 yang saya dapatkan berasal dari sponsor luar negeri, karena memang jauh sebelum melamar beasiswa saya sudah bilang ‘tidak’ untuk beasiswa yang minta LOA di muka. Beasiswa yang meminta LOA di muka artinya mereka mau terima beres, tidak mau berpusing ria membantu mendapatkan kampus di luar, bila seseorang sudah diterima sepenuhnya di satu kampus, berarti si pihak beasiswa cuma tinggal mengeluarkan uang saja untuk biaya kuliah, biaya hidup, dan tiket pesawat. Sayangnya, kebanyakan beasiswa pemerintah Indonesia masih tipe yang seperti ini sehingga banyak orang Indonesia yang berniat melamar beasiswa lanjut studi ke luar negeri tapi mentok di LOA.
Di tulisan ini, saya akan bahas secara spesifik prosedur mendapatkan LOA dari kampus di luar negeri. Sebagai contoh, saya ambil dua negara: Inggris dan Amerika dan dua kampus tempat saya studi: University of Manchester dan Lehigh University. Inggris mengawakili negara-negara di Eropa dan Australia yang biasanya meminta IELTS dan Amerika yang meminta TOEFL IBT, sedangkan negara lain umumnya menggunakan salah satu dari tes Internasional ini. Saya akan jelaskan menggunakan poin-poin agar lebih mudah dipahami.
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa ingin mendapatkan LOA berarti harus melamar ke Universitas di luar negeri. Untuk jenjang S2 dan S3 di luar negeri, umumnya tidak ada tes tertulis yang dilakukan seperti SNMPTN, apalagi dilakukan serentak. Kalaupun ada tes tertulis, hanya untuk jurusan dan kampus tertentu saja. Cara mengetahuinya nanti dijelaskan di poin prosedur mendapatkan LOA. Kemudian, pastikan sudah mengetahui kampus mana dan jurusan apa yang ingin dilamar.
1. Buka website universitas yang dituju, lalu cari bagian yang menyediakan informasi tentang jurusan. Pilih jurusan yang diminati. Masing-masing universitas menggunakan nama sesi yang berbeda di websitenya. Biasanya, bisa ditemukan di bagian study, department, dan degree.
Contoh:
- Di University of Manchester: Klik study, muncul pilihan jenis study. S2 biasanya masuk ke Taught Master. Klik Taught Master. Ada course finder, bisa ketik nama jurusan yang dituju. Bila nama jurusan belum pasti, klik pilihan A-Z list courses. Terkadang nama jurusan antara satu universitas dengan universitas yang lain bisa berbeda sedikit walaupun esensinya sama.
- Di Lehigh University: Klik Academics. Lihat bagian Department. Setelah muncul nama-nama jurusan, klik nama jurusan yang dituju.
2. Setelah nama jurusan yang diminati di klik, akan muncul berbagai informasi meliputi daftar mata kuliah, nama pengajar, jenis tugas, lama studi, sampai persyaratan melamar ke jurusan ini.
- Contoh di University of Manchester bila di klik jurusan TESOL:
- Contoh di Lehigh University bila di klik jurusan Comparative and International Education:
3. Fokus pada pencarian persyaratan untuk melamar, waktu pembukaan lamaran, dan proses seleksi. Informasi ini tersedia di halaman jurusan yang sedang dibuka. Di bagian persyaratan, akan ditemukan skor TOEFL IBT, IELTS, atau GRE berapa minimal yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa, berapa banyak surat rekomendasi yang harus dikirimkan, dan lain sebagainya. Di Bagian waktu pendaftaran, cermati kapan pendaftaran mahasiswa baru dibuka dan ditutup. Di bagian proses seleksi, akan ditemukan apakah akan ada wawancara antara kampus dengan calon mahasiswa, ada tes lagi atau tidak, dan seterusnya.
- Di University of Manchester, ada dibagian: application and selection di klik, muncul how to apply klik, pilih apply now, lalu muncullah apa saja persyaratan yang diminta.
- Di Lehigh University, klik degrees, plih MA in comparative and international education misal, di overview paling bawah dijelaskan apa saja persyaratan yang diminta.
4. Di setiap website universitas umunya ada sesi berlabel “Admission”, artinya semua hal tentang melamar ke universitas tersedia disini. Bila tidak menemukan informasi tentang persyaratan dan waktu pendaftaran di bagian jurusan, bisa cek dibagian admission. Waktu pembukaan lamaran dan jadwal mulai kuliah bisa tersedia di bagian admission. Jika masih tidak juga menemukan informasi yang diinginkan, lihat contact e-mail dihalaman jurusan yang diminati dan kirim e-mail tentang permintaan informasi yang diinginkan, biasanya dibalas.
5. Langkah terakhir, lengkapi persyaratan yang diminta. Ikuti prosedur yang dijelaskan di website. Ada universitas yang meminta calon mahasiswa mengirimkan aplikasi dengan pos dan ada yang cukup upload online. Sebagian kampus menerapkan biaya pendaftaran dan yang lainnya tidak. Semuanya dijelaskan rinci di website. Bila tidak ditemukan, kirimkan e-mail.
Itulah prosedur mendapatkan LOA dari universitas di luar negeri. Langkah-langkah ini bisa juga dilakukan dalam rangka memahami universitas dan jurusan yang diminati. Misalnya, sudah tahu mau ambil jurusan apa, tetapi masih bingung kampus mana yang cocok, ingin melihat apa saja persyaratan untuk melamar, berapa skor TOEFL IBT dan IELTS yang diminta, dan seterusnya. Prosedur ini singkat namun tidak bisa dipahami dan diselesaikan sekali duduk. Perlu kesabaran mempelajari persyaratan yang diminta, melengkapinya, sampai mengirimkan aplikasi ke universitas. Jika bingung, gampang, langsung kirimkan langsung e-mail ke contact person jurusan yang diminati. Banyak yang terjadi malah bertanya pada orang Indonesia yang kuliah di universitas lain, biasanya jadi tambah bingung.
– – – – – – – – – – –
Budi Waluyo I BBM 7DCB0622 I Line ID: sdsafadg I Twitter @01_budi | Instagram: sdsafadg
13 May 2015 at 5:06 am
thanks kak budi atas tulisannya. sangat informatif, 🙂
saya ingin bertanya kaitannya dg LoA dan language certificate.
kak, misalnya universitas tertentu menyaratkan skor kita ‘katakanlah IELTS dg 7.0 , akan tetapi kita hanya memiliki 6.5. atau menyaratkan skor kita 6.5, dg syarat tdk ada nilai di bawah 5.5. tpi pd faktanya ada 1 skor yg dibawah 5.5. kira-kira pihak universitas bisa memberikan ‘toleran’ gak kak, misalnya diberi conditional offer, atau ‘langsung’ secara otomatis aplikasi kita gagal?
untuk mengatasi hal itu apa yang bisa kita lakukan?
thanks in advance kak budi 🙂
LikeLike
13 May 2015 at 11:22 am
Thanks Nida. Biasanya kalau sudah tertulis seperti itu di bagian persyaratan, itulah yang diterapkan. Nilai yang dibawa itu akan langsung ditolak. Kalau ingin lebih yakin, bisa kirim e-mail ke contact person di website universitas. Terkadang, mereka menawarkan solusi tertentu, misal ikut sesi kursus bahasa Inggris sebelum kuliah Master dimulai.
LikeLike
15 May 2015 at 1:52 pm
thanks kak Budi. oh ya, terimakasih jg atas semua tulisan2.nya yg keren . izin membaca dan menyimak 🙂 😀
LikeLike
14 May 2015 at 12:53 am
Wah trims mas Budi atas penjelasannya.
Ada yang saya masih bingung. Tentang LoA itu kan berarti ikut prosedur pendaftaran kampus ybs. Di jadwal akademiknya, ada kampus punya 2 semester per tahun. Tapi lewat penerimaan terpusatnya, pendaftaran hanya dilakukan di sekitar Januari. Hmm, apa berarti untuk mencari LoA harus menunggu sekitar Januari juga?
Saya dengar bisa lewat professor-professor. Apa iya?
LikeLike
14 May 2015 at 3:05 pm
Iya. jadi, sama seperti mendaftar di Universitas di Indonesia. Kita nunggu pendaftarannya di buka. Lewat Professor itu kita diskusi. Harapannya, nanti saat kita kirim lamaran ke universitas di luar negeri, si professor bisa ikut membantu menguatkan aplikasi kita, misalnya dengan mengatakan kalau dia tertarik membimbing kita nanti, dan lain sebagainya. Kalau ngobrol dengan professor bisa dilakukan kapan saja.
LikeLiked by 1 person
18 May 2015 at 7:25 am
Thanks a lot for sharing! ^^
LikeLiked by 1 person
23 May 2015 at 12:21 pm
“Beasiswa yang meminta LOA di muka artinya mereka mau terima beres, tidak mau berpusing ria membantu mendapatkan kampus di luar, bila seseorang sudah diterima sepenuhnya di satu kampus, berarti si pihak beasiswa cuma tinggal mengeluarkan uang saja untuk biaya kuliah, biaya hidup, dan tiket pesawat. Sayangnya, kebanyakan beasiswa pemerintah Indonesia masih tipe yang seperti ini sehingga banyak orang Indonesia yang berniat melamar beasiswa lanjut studi ke luar negeri tapi mentok di LOA.”
Apa bisa dibilang juga mereka yang hanya mendaftar ke beasiswa yang membantu mendapatkan LoA itu artinya mereka yang mau terima beres, tidak mau berpusing ria berusaha dan berjuang mendapatkan kampus di luar mas?
LikeLiked by 2 people
23 May 2015 at 8:55 pm
Ngak. Terima beres itu artinya terima hasilnya langsung tanpa berbuat apa-apa. Kalau melamar beasiswa yang tidak minta LOA didepan, si pelamar nanti tetap berusaha mendapatkan LOA dari kampus di luar negeri. Pihak sponsor beasiswa cuma bantu proses mengirimkan aplikasi, bayarin fee pendafatran, dana sebagainya. Tidak sedikit orang yang melamar beasiswa tidak minta LOA didepan akhirnya gagal dapat LOA dan tidak lulus beasiswa tersebut.
LikeLike
27 May 2015 at 1:07 am
Thanks Mas… useful information…
LikeLiked by 1 person
28 May 2015 at 7:17 am
Hi, kalau boleh mengoreksi sedikit, untuk beasiswa LPDP tidak wajib untuk memiliki LoA pada saat mendaftar. Saya sendiri kemarin mendapatkan beasiswa LPDP sebelum LoA saya dapatkan. Semoga membantu 😉
LikeLike
28 May 2015 at 10:33 pm
Oh iya? Bagaimana saat mendapatkan LOAnya? Dibimbing atau cari sendiri?
LikeLike
18 Jul 2015 at 10:22 am
Saat mendapatkan LoA dibantu uang pendaftaran mas. Tapi tidak dibimbing saat berburu LOA-nya, kan bisa dipelajari sendiri, salah satunya lewat baca bimbingannya mas.
Oh ya, Beasiswa Afirmasi (untuk mahasiswa dari daerah 3T) LPDP menyediakan layanan bimbingan yang mas maksud. Jadi bimbingan itu sengaja untuk yang membutuhkan saja.
Lagipula ada benefitnya LPDP melakukan peraturan tersebut, waktu tidak habis untuk membimbing awardee yang sebenarnya mampu jika berusaha. Akhirnya setahun bisa menjebolkan lebih dari 2000 awardee ke seluruh dunia. Oh ya, beasiswa terima jadi seperti LPDP mampu menjebolkan awardeenya ke kampus terbaik dunia yang punya tuition fee segambreng lho. Tidak seperti beberapa beasiswa donor luar negeri seperti Fulbright dan Chevening yang punya plafon. Beasiswa donor luar negeri juga denger2 pemanis, supaya upaya mengeruk hasil bumi Nusantara kita jaya tanpa hambatan. 🙂
LikeLike
21 Jul 2015 at 12:10 am
Hi Indra. Makasih komennya. Iya, kalau beasiswa afirmasi saya tahu. Tidak semudah itu mas kalau untuk kebanyakkan orang. Saya sudah sering sebelumnya bilang ‘ini’ mudah dan ‘itu’ mudah, tapi kenyataan berbeda. Orang memang harus dibimbing. Coba saja kalau ada yang bertanya nanti, jawab seringkas itu. Beasiswa Fulbright dan Chevening juga koq mas. Nah, yang dengar-dengar ini sering ‘menyesatkan’ 😀
LikeLike
29 May 2015 at 11:40 am
Berarti untuk sekolah di luar negeri itu gak perlu persyaratan tes ya mas ? Yang penting toelf ibt dan ielts ?
LikeLike
29 May 2015 at 2:02 pm
Di kebanyakan universitas iya.
LikeLike
9 Jun 2015 at 8:07 am
mas,boleh aku reblog kah? 🙂 thanks before..
LikeLike
9 Jun 2015 at 12:13 pm
Boleh. Silahkan aja, dan di share ya 🙂
LikeLike
18 Jun 2015 at 4:02 pm
Di universitas di UK, byk prof yg mau bantu untuk proses admisi. Tapi kl US, hrs dftr sendiri.
Beasswa dr indonesia jg agak “gimana gitu” karena hampir semuanya tdk boleh cari tmbhn beasswa dr scholarship maker lainnya
LikeLike
23 Jul 2015 at 9:50 am
Selamat Sore Pak Budi, mau tan ya berkaitan dengan proses admission online. Di beberapa universitas di Amerika dan Australia yang pernah saya lihat kebanyakan mensyaratkan ada biaya admission yang lumayan mahal juga. Apakah Pak Budi punya informasi universitas-universitas yang free admision fee? trimakasih
LikeLike
24 Jul 2015 at 12:42 am
Hi Thomas. Kalau itu harus cek ke website universitasnya langsung.
LikeLike
8 Aug 2015 at 4:02 am
Pertanyaan yang sama mas hihi, Oh ya ka Budi, Boleh minta alamat emailnya ? saya pengin tanya cukup banyak hehe. Terimakasih jika diperkenankan
LikeLike
11 Aug 2015 at 2:35 am
mind_87@yahoo.com. Baca dulu e-books gratis di blog ini sebelum bertanya ya.
LikeLike
14 Aug 2015 at 6:37 am
Selamat sore Pak, nama saya sandy.. saya mau bertanya, jika saya mendapat LoA sebelum lulus dan saya baru mendaftar setelah lulus apak LoA masih berlaku Pak? Untuk LoA sendiri berlaku berapa lama? terima kasih banak Pak, jika berkenan saya mohon jawabanya.
LikeLike
20 Aug 2015 at 1:15 am
Hi Sandy. Masing2 universitas memiliki kebijakan yang berbeda ttg LOA. Umumnya berlaku selama dua tahun. Cek saja ke website universitas yang dituju.
LikeLike
7 Feb 2016 at 12:17 pm
Hallo mas budi…
Thank you buat sharingnya..
Mau tanya dong mas, dulu ambil tes GRE nya dimana ya dan butuh biaya berapa ? Saya juga sedang dalam proses mendapatkan LOA.. nah yg belum terpenuhi itu GRE dan PTE.
LikeLike
22 Feb 2016 at 11:46 pm
Banyak koq. Bisa buka website: IIEF
LikeLike
9 Mar 2016 at 9:06 am
Bismillah, Mas Budi, apakah beasiswa chevenig and Fulbright itu benar-benar modus pemanis untuk mengeruk SDM Indonesia tanpa hambatan. How come?
LikeLike
9 Mar 2016 at 12:52 pm
Di Fulbright ada kewajiban pulang ke negara asal setelah selesai studi dan mengabdi selama minimal 2 tahun di negara asalnya. Jadi, setelah lulus kuliah, tidak boleh tinggal di Amerika. Kalau modusnya begitu, rasanya tidak akan ada peraturan ini.
LikeLike
17 Mar 2016 at 5:58 am
makasih kaa ats infonya
mau tnnya kaa misalnya qt ingin apply ke univ di german tapi pas baca ngk minta LoA nya tapi dri LPDP minta syarat LoA trus itu gimana??
LikeLike
17 Mar 2016 at 3:28 pm
Harus ada LOA berarti karena mau melamar beasiswanya
LikeLike
18 Mar 2016 at 4:21 pm
berapa lama biasanya ka keluar LOA Sesudah kita mendaftar.
LikeLike
19 Mar 2016 at 11:20 am
Beberapa bulan. Buka website universitasnya. Ada pemberitahuannya
LikeLike
23 Mar 2016 at 4:12 pm
good night
my name is first ambar wati
i want to ask something
can we contact professor before the admision of university is opened ?
then, if the university requires admision fee, will we pay the fee first so we’re allowed to contact professor ? or will we be able to contact profesor before paying the fee thanks for your time 🙂
LikeLike
24 Mar 2016 at 8:39 pm
Yes. You can contact the professor anytime, but he/she will reply your e-mail in his/her convenient time.
LikeLike
1 Apr 2016 at 8:49 am
terimakasih kak atas penjelasannya 🙂 bisa buat persiapan saya 🙂
LikeLike
20 Jun 2016 at 2:04 pm
terima kasih mas budi atas informasinya. bermanfaat sekali. kebetulan saya berencana untuk ambil S2 di king college london dan dengan biaya beasiswa LPDP. saat ini sedang fokus untuk mencari LoA. karena benar seperti yang mas budi katakan, LoA menjadi syarat penting dalam melamar beasiswa dari pemerintah Indonesia.
LikeLike
12 Jul 2016 at 6:08 pm
Reblogged this on Catatan Tamidu.
LikeLike
20 Jul 2016 at 7:11 am
Thank you buat sharingnya Mas Budi, sangat berguna untuk mengatur perencanaan saya kedepan.
Ada yang mau saya tanyakan mas, mengenai pendaftaran ke universitas US atau UK. Apakah ada kemungkinan mereka mau menerima mahasiswa S1 yang jurusannya tidak “nyambung” dengan jurusan mereka?
Kebetulan saya dulu (sekitar tahun 2001-2003) sempat mengambil studi di jurusan Desain Komunikasi Visual (non gelar) di salah satu lembaga pendidikan, lalu untuk mendapatkan gelar S1 saya melanjutkan studi di jurusan Sastra Inggris di Universitas Terbuka (2011 – sekarang). Rencananya kedepan saya akan apply S2 ke jurusan Film Study (universitasnya belum sy tentukan).
Pertanyaan saya adalah jika harus mengirimkan transcript nilai, kira-kira transcript nilai Sastra Inggris atau transcript nilai Desain Komunikasi Visual yang lebih potensial untuk diterima?
Terimakasih banyak atas waktu yang diluangkan.
LikeLike
21 Jul 2016 at 3:45 am
Hi Mungki. Bisa mengambil jurusan yang tidak sebidang dg S1 selama jurusan itu sejalan dnegan pengalaman, teurtama pengalaman kerjanya. Baca ebooks gratis di blog ini. Soal transcript, gunakan yang lebih relevan saja dg jurusan yang akan dilamar.
LikeLike
8 Sep 2016 at 9:43 am
Hi kak salam kenal.
Makasih tulisannya membantu.
Saya mau tanya, saya sdh semester akhir dan ingin mendapatkan LOA yg akan digunakan untuk melamar beasiswa nanti, pada saat mendaftar, ijasah saya blm ada, apakah bisa dokumen yg akan dikirim ke universitas tanpa ijasah ? Hanya persyaratan lain seperti IELTS dan Personal statement ?
LikeLike
13 Sep 2016 at 5:22 pm
Umumnya bergantung dengan persyataratan dikampus yang akan dilamar karena ada yang membolehkan ijazah menyusul dan ada yang tidak. Sebagian besar tidak mengizinkan mungkin.
LikeLike
3 Dec 2016 at 1:00 pm
Salam kenal mas budi.
Saya mau tanya, bagaimana cara mendapatkan LoA dari kampus UNSW…? Barangkali tmn2 ad pengalaman yg tau juga… Apakah saya harus datang langaung kekampus di UNSW tsb ato hanya via email…?? Mksh
LikeLike
4 Dec 2016 at 1:47 am
Hi Wahyu. LOA selalu dikirim lewat e-mail dahulu sekarang.
LikeLike
21 May 2017 at 10:40 am
Hallo, Mr. Budi.
I got LoA from University of Groningen, and I need your suggestion what I must do for the next step.
May I have your email? so i can send the LoA.
Thanks.
LikeLike
23 May 2017 at 1:49 am
Bisa lihat dibagian tentang penulis
LikeLike
8 Aug 2017 at 6:22 am
thank you mas budi, informasinya sangat membantu 🙂
LikeLike